Let He Passed Away
Minggu, 30 Oktober 2011
Label:
cerpen
Diposting oleh
cittra radinamananfi (:
di
18.15
0
komentar
Drama.....Oh drama.....
Jumat, 28 Oktober 2011
ini cuma sekedar iseng-iseng buat nambah daftar isi blog ini..
aku bakal cerita tentang minggu-minggu suram dan menyenangkan bersama ke-6 teman yang sekaligus anggota kelompok dramaku..
drama versi kami yang diadaptasi dari cerita Andi-Andi Lumut..
dimulai dari tugas yang diberikan sama Mr.Sartono, akhirnya kita syuting, syuting, dan syuting, sampai akhirnya kita mulai pegal dan jenuh...
ini beberapa foto behind the scene kami...
Label:
curhat
Diposting oleh
cittra radinamananfi (:
di
15.47
0
komentar
Resume Hikayat Indera Bangsawan
Minggu, 09 Oktober 2011
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah.
Tak lama kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar. Putra yang sulung lahir dengan panah dan diberi nama Syah Fri. Putra yang bungsu lahir dengan sebilah pedang dan diberi nama Indera Bangsawan.
Sejak kecil kedua anak baginda itu dididik dengan baik. Mereka tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik. Maka sang ayah bimbang untuk menentukan siapa yang pantas menggantikannya untuk memerintah kerajaan.
Pada suatu malam, sang Baginda Raja nermimpi tentang buluh (bambu) perindu. Sang Raja sangat terpesona dengan buluh (bambu) tersebut yang bersuara sangat merdu. Keesokan harinya, Baginda Raja menceritakan mimpinya tersebut pada kedua anaknya. Sang Baginda berkata pada kedua anaknya, bahwa barangsiapa yang bisa mendapatkan buluh perindu maka ialah yang akan menggantikanku untuk menjadi raja.
Setelah mendengar itu, kedua anak Baginda Raja segera bersiap untuk memulai pengembaraan mencari buluh perindu yang diidamkan ayahnya. Dalam perjalanan, mereka selalu bersama, sampai pada saat angin topan, hujan lebat, dan awan gelap gulita yang memisahkan mereka.
Syah Fri lalu berjalan dan terus berjalan hingga ia menemukan suatu taman dan sebuah mahligai (ruang tempat Raja atau Putri Raja dalam lingkungan istana). Dalam mahligai itu, Syah Fri menemukan sebuah gendang, lantas ia memukul gendang tersebut dengan keras. Pada saat dia memukul gendang itu, dia mendengar ada suara lain yang berasal dari dalam gendang. Lalu Syah Fri merobek gendang tersebut. Betapa kagetnya Syah Fri karena dia mendapati seorang Putri dan dayang-dayang nya sedang bersembunyi di dalam gendang. Setelah dikeluarkan dari dalam gendang, Sang Putri bercerita bahwa dia disembunyikan di dalam gendang oleh ayahnya untuk menghindari serangan raksasa Garuda yang telah meluluh-lantah-kan kerajaan mereka.
Tak lama kemudian, raksasa Garuda datang hendak membunuh sang Putri. Syah Fri segera menyelamatkan Sang Putri dan bertarung melawan raksasa Garuda. Akhirnya raksasa Garuda kalah, dan Syah Fri menikahi Sang Putri dengan disaksikan oleh dayang-dayang Sang Putri.
Di lain tempat, INdera Bangsawan menemukan suatu padang yang tidak cukup luas. Di dalam padang itu terdapat sebuah gua yang dihuni oleh raksasa perempuan. Indera Bangsawan lalu bertemu dengan raksasa perempuan itu, dan menjadikan raksasa perempuan itu sebagai nenenknya.
Selama mereka bersama, raksasa perempuan banyak memberikan pengalaman baiknya, memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa (raksasa jahat). Raksasa perwmpuan bercerita bahwa masih di wilayah ini, ada sebuah kerajaan yang akan dihancurkan oleh Buraksa. Raksasa perempuan menyuruh Indera Bangsawan untuk membantu kerajaan tersebut.
Kerajaan itu adalah kerajaan antah-berantah yang dipimpin oleh Raja Kabir. Raja Kabir sangat tunduk kepada Buraksa. Raja Kabir akan menyerahkan putrinya, Putri Kemala Sari kepada Buraksa sebagai upeti agar kerajaan itu tidak di hancurkan oleh Buraksa. Setelah Indera Bangsawan berhasil masuk di wilayah kerajaan dengan menyamar sebagai relawan, Raja Kabir berkata, barangsiapa yang bisa membunuh Buraksa dan membawa hidungnya yang tujuh, dan matanya yang tujuh, maka dia akan aku kawinkan dengan putriku, Puteri Kemala Sari.
Indera Bangsawan segera bergegas untuk mengejar dan mencari Buraksa tersebut. Indera Bangsawan sudah diberi senjata oleh raksasa perempuan yang akan dia gunakan untuk memotong hidung buraksa yang tujuh dan mata Buraksa yang tujuh.
Dengan taktiknya, Indera Bangsawan berhasil menemukan Buraksa lebih dulu dari pada relawan-relawan yang lain. Indera Bangsawan segera melawan Buraksa, dan akhirnya ia dapat mengalahkan Buraksa. Indera Bangsawan juga memotong hidung Buraksa yang tujuh dan mata Buraksa yang tujuh untuk dibawa menghadap Raja Kabir.
Setelah sampai di istana, Indera Bangsawan segera menghadap Raja Kabir. Raja Kabir bahagia karena ada orang yang dapat menyelamatkan putrinya. Pada saat itu juga, Putri Kemla Sari segera dinikahkan dengan Indera Bangsawan.
Indera Bangsawan sudah mendapatkan buluh peribdu yang diidamkan ayahnya, maka ia mengajak istrinya untuk kembali ke kerajaan Kobat Syahrila untuk menghadap ayahnya. Namun, Indera Bangsawan memdadak sakit keras.
Di tempat berbeda, Syah Fri beberapa hari tidak dapat tidur dengan nyenyak dan selalu memimpikan adiknya, Indera Bangsawan. Dalam mimpinya, Indera Bangsawan sedang sakit keras dan membutuhkan pertolongannya. Maka berangkatlah ia mencari Indera Bangsawan.
Setelah berhari-hari mencari, sampailah Syah Fri di kerajaan antah-berantah. Lalu ia menemukakn Indera Bangsawan sedang tergeletak sakit tak berdaya dengan ditemani istrinya. Syah Fri lalu berusaha untuk menyembuhkan Indera Bangsawan dengan pengetahuan yang dia miliki.
Selang beberapa hari, Indera Bangsawan berangsur-angsur sembuh. Syah Fri dan istrinya lantas mengajak Indera Bangsawan dan istrinya untuk kembali ke kerajaan Kobat Syahrila.
Baginda raja Indera Bungsu sangat bahagia melihat kepulangan kedua putranya yang didampingi juga oleh istrinya. Indera Bangsawan jug alangsung menyerahkan buluh perindu yang diidamkan ayahnya. Sang ayah bertambah bahagia dan langsung mengangkat Indera Bangsawan menjadi raja untuk menggantikan posisinya.
Untuk membalas kebaikan hati kakaknya yang mau mencarinya untuk menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu hikmat. Batu hikmat tersebut dapat dimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah kerajaan lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan.
Akhirnya, kedua kerajaan itu berkembang bersama, saling bahu-membahu untuk menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.
************** TAMAT **************
Label:
hikayat
Diposting oleh
cittra radinamananfi (:
di
13.15
0
komentar